Minggu, 15 Mei 2011

SAMARINDA. Jajaran Polresta Samarinda tidak tinggal diam melihat kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berujung antrean panjang di sejumlah SPBU di Kota Tepian. Diam-diam, korp baju cokelat Samarinda itu sudah menempatkan anggotanya untuk mengawasi tiap SPBU.

Khususnya bila terjadi tindak pidana penyelewengan pembelian BBM bersubsidi yang dilakukan oknum tidak bertanggungjawab. "Anggota yang kami tempatkan, ada yang menggunakan seragam dan bebas. Tujuannya biar pengawasan mudah dilakukan. Tiap ada mobil atau motor yang keluar masuk atau mencurigakan, akan terus kami pantau," kata Kapolresta Samarinda Kombes Pol M Arkan Hamzah, melalui Kabag Ops Polresta Samarinda Kompol I Nyoman Mertadana SIK, kemarin siang

Dijelaskan Nyoman, hasilnya cukup efektif menindak oknum tidak bertanggungjawab, yang ingin memanfaatkan situasi dengan membeli bensin atau solar bersubsidi untuk dijual kembali dalam harga tinggi.

Dalam sebulan belakangan, ada 5 kasus penyalahgunaan BBM yang dibongkar. Umumnya pelaku memodifikasi mobil untuk disulap menjadi tanki penampungan. Tujuannya biar tidak mudah terlacak atau terendus polisi.

Selain itu, polisi juga ada meringkus pengendara motor yang mondar mandir membeli bensin di SPBU. "Mereka memang membeli bensin pakai motor, tapi dilakukan secara berulang-ulang. Tiap habis dibeli, bensin dipindah ke jeriken untuk ditampung. Setelah banyak, baru dijual dengan harga tinggi ke kalangan industri," jelas Nyoman.

Untuk kasus penyelewengan BBM, polisi berjanji tidak akan memberi toleransi jika tertangkap. "Kalau memang tertangkap, pasti kami tindak tegas. Luma kasus yang sudah kami ungkap itu contohnya. Sekarang kasusnya sudah kami limpahkan ke kejaksaan untuk proses persidangan," tandas Nyoman.

Selain mengawasi penyelewengan, sejumlah anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) juga disiagakan di SPBU untuk membantu pengaturan lalu lintas. Soalnya jika dibiarkan dan tidak ditertibkan, antrean panjang mobil dan motor menyebabkan kemacetan panjang. (rin)